Sebuah tulisan tentang refleksi, seremonial, dan harapan untuk kaum merah, intelektual berpribadi yang menjunjung gagasan dan spirit profetik yang membumi. Berharap pada sang illahi agar setiap gagasan yang lahir akan hidup dan menghidupi, baik untuk kemaslahatan ikatan maupun kemanusiaan universal. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) identik dengan kaum intelektual dan warna merah seperti yang dituliskan dalam mottonya yaitu Anggun dalam Moral, Unggul dalam Intelektual. Kini telah berusia 57 tahun menjadi salah satu gerakan mahasiswa Islam besar di Indonesia. Warna merah berawal dari simbol perlawanan atas dominasi warna merah oleh Partai Komunis Indonesia (PKI), namun kini merah telah menghiasi bulan Maret serta menjadi terma tersendiri bagi ikatan. Mungkin sebagian dari kalian akan melihat bulan Maret yang merah ini sebagai agenda seremonial saja. Perlu diketahui bersama rasanya mengenai apa itu seremonial? Seremonial merupakan bagian dari sifat kegiatan yang berupa upacara-upacara. Namun, sebagai seorang akademisi seharusnya mampu mengartikan seremonial lebih dari sekadar seremonial, tetapi mampu menjadikannya sebagai bagian dari strategi gerakan untuk menunjukkan eksistensi dan transformasi pengetahuan mengenai suatu lingkup kajian.
Pada bulan Maret mengawali dengan perayaan media berupa Twibbon Milad IMM ke-57 tahun yang gencar dilakukan kader-kader IMM seluruh Indonesia. Padahal kita ketahui bahwa IMM lahir pada tanggal 14 Maret 1964 yang berarti juga menginjak umur 57 tahun pada 14 Maret 2021, hal ini menandakan bukan sekadar merah pada satu tanggal saja kebangkitan dan kejayaan IMM bergelora melainkan keseluruhan dari bulan Maret, bahkan keseluruhan dari lintas zaman yang IMM berada didalamnya. Hal ini bukan tentang Maret, tetapi tentang IMM yang berusaha memperkenalkan dirinya pada dunia melalui gerakan, pemikiran, dan wacana yang membumi. Maka betapa anggun dan unggul IMM mengusung tema Milad IMM ke-57 tahun ini dengan tema “Membumikan Gagasan, Membangun Peradaban”. Maret sebagai bulan kelahiran menjadi awal bagi kebangkitan gagasan-gagasan dalam tubuh IMM dengan aktualisasi dan peran nyata dalam kehidupan sosial. Selain itu juga tidak hanya meromantisasi seremonial momentum Milad IMM tanpa ada gerakan-gerakan yang berjalan secara kontinuitas artinya setiap napas IMM masih berhembus maka segala gagasan dan gerakan harus terus lahir baik di bulan Maret maupun bulan-bulan yang lainnya agar gerak ikatan tak terlihat sekadar seremonial saja dan cenderung meromantisasi momentum.
Pimpinan Komisariat IMM Averroes Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta berikhtiar melakukan gerakan-gerakan yang transformatif dan terus mengamini Tri Kompetensi Dasar (TKD) yang dimiliki oleh IMM meliputi Religiusitas, Intelektualitas dan Humanitas. Sejauh ini IMM Averroes masih berupaya konsisten mengaktualisasikan dalam upaya gerakan seperti berbagi nasi setiap Jumat kepada orang-orang di sekitaran Kota Surakarta yang dirasa membutuhkan bantuan. Sejalan dengan itu pula, IMM Averroes juga menyelenggarakan kegiatan-kegiatan dalam serangkaian semarak milad IMM ke-57 tahun yang dikemas melalui daring. Serangkaian semarak Milad IMM tersebut dibuka dengan kegiatan Kajian Akbar pada tanggal 17 Maret 2021 sekaligus membuka serangkaian agenda Milad IMM di Cabang Kota Surakarta. Kajian Akbar tersebut mengusung tema, “Gerakan Tajdid dalam Membangun Peradaban”, seperti yang dilakukan oleh ayahanda Muhammadiyah atau juga lekat sebagai identitas gerakannya yaitu gerakan tajdid, maka sebagai basis kader intelektual Muhammadiyah perlu mengerti upaya pembangunan peradaban melalui gerakan tajdid sehingga narasi dalam tujuan IMM senantiasa selaras dengan Muhammadiyah. Selain itu juga, IMM Averroes menyelenggarakan Diskusi Panel Keperempuanan yang mengangkat tema “Peran Perempuan dalam Perkembangan Arus Globalisasi” pada tanggal 23 Maret 2021. Kegiatan tersebut membahas tentang peran perempuan di era globalisasi yang menurut pembicara terbagi menjadi tiga yaitu peran perempuan itu bersifat subversif (mempersoalkan), peran dalam merubah konstelasi politik, dan peran menghadirkan keadilan subtantif. Serangkaian kegiatan semarak Milad IMM ke-57 tahun ini ditutup dengan kegiatan Panggung Budaya Virtual pada tanggal 27 maret 2021 oleh PK IMM Averroes yang dikemas melalui kanal Youtube IMM Averroes. Hal ini merupakan gebrakan baru dalam dinamika IMM Cabang Kota Surakarta. Walaupun masih terdapat banyak kekurangan yang harus diperbaiki bersama dalam penyelenggaraan Panggung Budaya Virtual ini. Serangkaian semarak Milad IMM ke-57 tahun yang diadakan oleh PK IMM Averroes ini bukanlah sekadar seremonial belaka, melainkan ada nilai-nilai yang dapat diambil bersama menjadi hikmah bagi kader IMM. Menurut Ketua Panitia Milad IMM ke-57 tahun yang diselenggarakan oleh PK IMM Averroes, “Kegiatan tersebut merupakan upaya mengembalikan eksistensi Muhammadiyah seperti mengembalikan identitas mahasiswa kepada gerakannya, yaitu gerakan intelektualitas, religiusitas, dan humanitas” ujar IMMawan Faid ketika mengisi sambutan pada kegiatan Panggung Budaya Virtual.
Harapan-harapan pun lahir, terkumpul menjadi satu dalam suatu wadah yang bernama IMM. Harapan yang tak ingin kita khianati hingga dapat menutup segala kemungkinan kecewa pada setiap individu kader yang merasakan dinamika di dalam tubuh IMM. Membumikan gagasan juga termasuk dalam harapan IMM di usianya yang kini menginjak 57 tahun, tidak menginginkan gagasan yang terlalu melangit dan krisis membumi sehingga gagasan-gagasan IMM kedepannya mampu senantiasa membumi dan menghidupi baik dalam aspek keagamaan, kemahasiswaan, maupun kemasyarakatan. Kini Maret telah berlalu dan kader IMM harus terus melaju dan membawa segala kekuatan dalam medan perjuangan, termasuk harapan-harapan yang ingin diwujudkan. Sikap optimis ditujukkan Ketua umum PK IMM Averroes seperti yang disampaikan pada penutupan kegiatan Semarak Milad IMM ke 57 yaitu pada kegiatan Panggung Budaya Virtual, “Kita sebagai seorang mahasiswa yang mana merupakan intelektual muda, memiliki tugas untuk mengembangkan kebudayaan yang nantinya akan mengembangkan peradaban juga.” ujar IMMawan Aufar. “Semoga nantinya IMM dapat lebih berkontribusi pada pengembangan peradaban baik di Indonesia maupun di dunia dan kader-kadernya dapat berindividuasi sehingga dapat menjadi tokoh-tokoh pengembangan peradaban di dunia” tambahnya.
oleh:
IMMawan Muhammad Fatahillah
(Bendaraha Umum PK IMM Averroes FT UMS) Pegiat Kolektif Ruang Sinau))
editor/tedywijianto