Oleh: Muhammad Faizal*
No surrender!
Gaza, Palestine
“Bum!!!”
Apa itu??
Hei bangun!!!
Ayo bangun!!!
Kita harus pergi dari sini!!!
Teriak ku kala itu
Na’as kala itu yang ku pinta untuk bangkit
Sekarang melangit…
… dan takkan pernah membumi
Melangit dengan senyuman
Indah…
Cahaya terpancar dari wajah mereka
Bersinar… bahagia…
Karena langit …
Memeluk mereka dengan hangat
Terpinggirkan…
Yahh… terpinggirkan
Berbatas sandang…
…pangan…
…papan
sembari termenung
“Sampai batas waktu yang tak ditentukan”
Atau kala ku berdoa
“Sampai batas waktu yang ditentukan Sang Rahman”
Hei teman-teman!
Aku dengar kalian pun terpinggirkan
Berkecukupan sandang…
…pangan …
…papan
sembari termenung
“Sampai batas waktu yang tak ditentukan”
Perlukah aku berdo’a
“Sampai batas waktu yang ditentukan Sang Rahman?”
Lemah…
Pengecut…
Kalian hanya berhadapan dengan makhluk kecil
Kematian kalian pun sangat kecil
Lihat sekarang…
Bagaimana rasanya termenung
“Sampai batas waktu yang tak ditentukan?”
Membosankan bukan?
Bersyukurlah… karena hanya bosan
Karena bosanmu
Belum tentu membuat…
… Kau melangit dengan senyuman
“Kami” … “Kalian”
Hmph…
Maaf… pun untuk diri yang menulis sajak ini…
Tetapi…
Akan aku katakan bahwa…
Tidak akan pernah ada kata “Kita”
Hingga tersemai cinta… diantara kita…
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
What it means connected?
*Ketua Korps Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah PC IMM Kota Surakarta periode 2019/2020