Krisisnya wadah untuk menampung pergerakan kaum muda pada masanya mempelopori terbentuknya organisasi-organisasi pergerakan yang ada diIndonesia. Hal ini merupakan bentuk kritik dari jajaran pemuda dalam lingkup mahasiswa tentang kondisi Negara yang sedang carut marut dan otoriternya kepemerintahan Negara waktu itu. Dengan demikian mahasiswa membuat suatu wadah untuk dapat menggaungkan kritik tentang kepemerintahan yang kurang ideal dalam kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.
Kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) pada tanggal 14 Maret 1964 yang bertempatkan dikota Yogyakarta merupakan tidak lanjut atau babak baru perjuangan dari Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) dan Muhammadiyah. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dibentuk secara khusus yang memiliki maksud untuk menghimpun mahasiswa Muhammadiyah dalam satu wadah yang lebih terorganisir secara baik dan teratur untuk menjalankan misi serta membatu mensukseskan cita-cita Muhammadiyah.
Kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memiliki sejarah yang cukup panjang. Selain untuk menghimpun kalangan mahasiswa Muhammadiyah supaya lebih terorganisir dalam mensukseskan cita-cita Muhammadiyah, sejarah lahirnya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah juga tidak terlepas dari latar belakang kehidupan umat berbangsa, keagamaan dan kemahasiswaan. Maka dari itu faktor yang mendorong lahirnya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah pada waktu itu antara lain ; 1. Tercemarnya kehidupan kampus (mahasiswa) yang dicampuri dalam orientasi politik praktis, 2. Kurang stabilnya situasi dan kehidupan bernegara, karena pada waktu itu adanya sistem otoriter kepemerintahan serta berbagai ancaman komunis, 3. Terpecah belahnya umat islam, dalam bentuk saling mencurigai, dan tercemarnya kehidupan keagamaan dengan praktek politik praktis. 4. Merosotnya akhlak dan semakin tumbuh kehidupan materialisme-individualisme sebagai bentuk melemahnya kehidupan beragama, 5. Masih membudayanya praktek TBC (tahayul, bidah, khurafat) 6. Kehidupan ekonomi, sosial yang semakin memburuk dan politik praktis yang semakin menghantui masyarakat.
Awal kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) turut diprakarsai oleh Djazman Al Kindi, Rosyad Saleh, Sudibyo Markoes, Sjamsu Udayana, Nurdin, M. Amin Rais, dll. Hal ini mempunyai cita-cita tersirat dari apa yang pernah disebut oleh Djazman Al Kindi sebagai Muslim Inteketual.
Kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah akan menjadi tombak perjuangan yang modern sebagai salah satu faktor yang turut menentukan arah perubahan untuk kelangsungan kehidupan berbangsa, bernegara, dan beragama sesuai dengan tuntunan. Sebagai mahasiswa muslim dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah akan senantiasa mengamalkan ajaran islam dimanapun dan kapanpun, tentunya di kolerasikan dengan Trilogi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai bentuk langkah realisasi dari perkaderan.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai organisasi pergerakan mahasiswa islam yang berada dibawah persyarikatan Muhammadiyah dan benar-benar mengaplikasikan konsep kaderisasi yang nyata. Dalam kesepakatan terbentuknya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, bahwa IMM adalah sebagai organisasi kader dan perkaderan, hal ini akan sangat mendorong untuk memicu tumbuhnya kader-kader intelektual yang modern sesuai dengan perkembangan zaman. Sebagai organisasi yang berdasarkan kaidah keislaman maka dalam kegiatan kaderisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah selalu menjunjung tinggi keunggulan moralitas (akhlakul karimah).
Untuk mensukseskan kaderisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah maka membutuhkan instrument- instrument pendukung. Hal ini akan sangat mempengaruhi suksesnya kaderisasi terhadap persoalan umat, bangsa, dan persyarikatan. Hal yang paling sederhana diantaranya membentuk ruang-ruang diskusi untuk menumbuhkan ide-ide kritis kader dan melatih pemahaman serta toleransi terhadap pendapat orang lain. Membangun aliansi strategis terhadap kelompok lain, hal ini bermaksud supaya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dapat masuk dan diterima dalam berbagai kalangan organisasi, dengan seperti ini akan menambah wawasan kegiatan perkaderan yang dapat di pandang dari sudut pandang manapun. Atas instrument itulah proses perkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah akan menjadi Kelahiran Intelektual Muslim Modern yang mampu hadir dan menyesuaikan dalam ruang solutif-aplikatif terhadap berbagai persoalan kebangsaan dan keagamaan.
Oleh:
Armanda Oki Prakoso
Sekertaris Bidang RPK PK IMM Al Idrisi FG UMS 2019/2020
Sumber Primer :
- Buku Genealogi Kaum Merah Karya Makhrus Ahmadi Dan Aminuddin, 2014.
- Kelahiran Yang Dipersoalkan (PT. Bina Ilmu: Surabaya, 1990).
- Tulisan Mohammad Djasman, Bukan Organisasi Hura-Hura.
Sumber sekunder :
Artikel ikatan mahasiswa muhammadiyah Malang : http://www.umm.ac.id/id/muhammadiyah/16156.html