Dakwah Politik Menjadi Isu Hangat Dalam Silaturahmi Nasional FOKAL IMM

Surakarta- Forum Keluarga Alumni (FOKAL) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) mengadakan silaturahmi nasional bertempat di Aula Pascasarjana UMS yang dihadiri oleh 100 lebih alumni IMM pada 18 November 2022, hal ini bertepatan dengan akan dilaksanakanya Muktammar Muhammadiyah dan Aisyiyah di UMS.(18/11)

Berkumpulnya seluruh kader Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Indonesia yang juga kader IMM,hal ini dimanfaatkan oleh Farid Wajdi selaku Ketua Koordinator Wilayah FOKAL IMM Jawa Tengah untuk mengadakan Silaturahmi nasional, “bagaimana kita bersilaturahmi dan bagaiman kita mengenang ataupun memikirkan IMM maupun memikirkan masa depan umat kita tidak hanya sekedar bernostalgia tetapi juga memikirkan langkah-langkah tidak hanya strategis tapi yang taktis” jelas beliau dalam sambutannya.

Ketua Koordinator Nasional FOKAL IMM Armyn Gultom pun dalam sambutannya menambahkan “saya berhadarap kita semua untuk menjaga ikatan ini kita merubah forum komunikasi 7 tahun lalu menjadi forum keluarga supaya ada rasa kekeluargaan yang kuat diantara kita” kemudian beliau menambahkan bahwa kondisi alumni IMM saat ini saling menyerang satu sama lain, tidak ada bentuk saling dukung, tidak senang melihat saudaranya maju, hal ini harus dirubah dnegan saling bahu-membahu untuk menggapai misi IMM maupun misi Muhammadiyah.

Setelah sambutan-sambutan acarapun dilanjutkan dengan diskusi lintas generasi alumni IMM, Salah satunya Najih Prasetyo selaku Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat IMM Periode 2018-2020 menjelaskan “ada satu penyakit yang saya pikir menjadi penyait krusial yang hari ini diidap oleh keluarga besar IMM baik dalam dalam konteks structural maupun dalam konteks keluarga alumninya. Penyakit pertama adalah trust mau bagaimanapun jalan yang diambil yang dipikirkan oleh kader-kader adalah curiga, bahwa ini bagian dari diaspora yang dimainkan sendiri atau sebuah skenari, itu seakan-akan membudaya di kita, dan kedua kita minim diaspora, yang saya rasakan selama menjadi ketua, ada kalanya kita mengalami pada titik kebingungan, jadi kita mau menjadi apa mau seperti apa, saya bilang dalam forum ini perintah Allah itu untuk bersatu dalam kelompok bukan bersatu dalam personal,bagian kelompok yang besar bukan kecil, dan yang perlu senior-senior pahami bersama bersatu kemudian menyamakan persepsi dan kita percaya pada potensi yang dimiliki kader-kader kita.”.

Kemudian pembicara yang lainnya pun sepakat dengan apa yang dipantik oleh Najih. Bahwa dakwah Muhammadiyah tidak hanya melalui Pendidikan, Kesehatan, dan sosial, akan tetapi dakwah politik menjadi point yang sering dilupakan oleh kader IMM, sebab politik selalu dipandang buruk yang menyebabkan kader IMM saling menjegal satu sama lain dalam kontestasi politik bukan saling membahu dalam gerakan yang terkonsolidasi, yang menyebabkan penyebaran kader IMM tidak masuk dalam posisi strategis nasional, jangan lupakan jati diri kita sebagai kader dari Muhammadiyah dan IMM untuk terus memajukan Indonesia dan mencerahkan semesta salah satunya dengan dakwah politik melalui kepartaian apapun dapat membuat langkah IMM semakin maju sehingga realisasi gerakan dapat terwujud.

 

Oleh:

Abdilah Rais

(Media dan Komunikasi IMM Surakarta)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *