Oleh :
Muhammad Fatahillah
(Ketua Umum PC IMM Kota Surakarta 2022/2023)
Lebih dari 1 abad Muhammadiyah mengumandangkan islam berkemajuan, hal ini mencakup aspek yang sangat luas termasuk dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Banyak agenda Muhammadiyah yang mulai harus digiatkan kembali di Surakarta, hal tersebut disampaikan oleh IMM dalam Musyawarah Daerah (MUSYDA) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta periode 48. Poin-poin yang disampaikan dalam risalah tersebut antara lain sebagai berikut:
- Memfasilitasi pendistribusian kader IMM untuk berdiaspora pada AUM dan Pimpinan PDM Kota Surakarta.
- Kolaborasi lembaga dan majelis dengan organisasi otonom (ortom) naungan PDM Kota Surakarta.
- Pengoptimalan kepada AUM PTM/A dalam mendukung perkaderan dan kegiatan IMM.
- Memfungsikan kembali serta memasifkan media sosial PDM Kota Surakarta.
- Mendukung aktif peran kader Muhammadiyah di pejabat publik.
- Program Muhammadiyah Internship.
- Menggiatkan kembali dakwah kesenian dan kebudayaan.
Poin pertama pada Risalah ini merupakan bentuk ikhtiar kami di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Surakarta dalam menggagas soal 3 pilar kader dalam Muhammadiyah yaitu kader persyarikatan, kader bangsa, dan kader ummat. Hal ini dilakukan sebagai penegasan bahwa kader IMM tidak hanya menjadi kader IMM saja, namun juga sekaligus menjadi kader Muhammadiyah yang dalam konteks poin ini adalah kader persyarikatan, harapannya kader persyarikatan dari IMM ini dapat bermanfaat bagi Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) maupun bagi persyarikatan secara luas. Poin Kedua, yaitu mengenai kolaborasi lembaga dan majelis dengan Ortom di PDM Kota Surakarta. Sudah seharusnya kolaborasi ini berjalan sebagaimana mestinya, karena banyak kemiripan-kemiripan fungsi yang ada di Majelis dan Lembaga dengan bidang-bidang yang ada di Ortom. Sehingga hal ini mampu menjadi gerakan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat Kota Surakarta dan sekaligus membantu mengupayakan terwujudnya Muhammadiyah sebagai Top of Mind di Kota Surakarta. Poin ketiga, IMM merupakan bagian dari Organisasi yang resmi dalam lingkup Perguruan Tingi Muhammadiyah maupun Perguruan Tinggi Aisyiyah, sehingga keberadaan IMM harus diperhatikan dan selalu didukung oleh Universitas baik dalam melakukan perkaderan maupun kegiatan-kegiatan. Poin keempat, media sosial hari ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, banyak informasi ataupun tontonan-tontonan yang bisa qqqqdidapatkan dari media sosial. Hal ini dapat dimanfaatkan sebagai bentuk dakwah digital Muhammadiyah untuk lebih mengenalkan islam dan agenda-agenda Muhammadiyah atau hal yang lain. Mengingat media sosial Muhammadiyah Kota Surakarta yang kurang aktif, sehingga periode kedepan media sosial ini perlu difungsikan kembali sebagai salah satu jalan dakwah Muhammadiyah. Poin kelima, Muhammadiyah selain menggagas mengenai kader persyarikatan dan kader keummatan juga berusaha melahirkan kader bangsa. Sehingga dalam poin ini perlu dukungan aktif dari Muhammadiyah dalam mendistribusikan kadernya di tempat-tempat strategis (pejabat publik), karena kader-kader Muhammadiyah yang berada disana kemudian membawa misi Muhammadiyah yang bermanfaat bagi Muhammadiyah itu sendiri maupun hal yang lebih universal dalam persoalan kebangsaan. Poin keenam, Program Muhammadiyah Internship merupakan sebuah gagasan baru untuk lebih mengenalkan Muhammadiyah kepada mahasiswa yang mana program ini juga dapat dilakukan di Muhammadiyah tingkat ranting untuk membantu mengembangkan ranting tersebut maupun amal usaha Muhammadiyah (AUM). Program ini dapat dijalankan dengan melakukan kerjasama Muhammadiyah dengan lembaga PTM/A. Poin ketujuh, kebudayaan dan kesenian menjadi bagian yang telah lama hidup di Kota Solo. Tentu Muhammadiyah juga tidak pernah anti dengan kebudayaan atau kesenian, hal ini menjadi salah satu bagian penting Muhammadiyah Solo untuk memperkenalkan dakwah melalui kebudayaan dan kesenian. Oleh karena itu menggiatkan kembali dakwah kesenian dan kebudayaan perlu kiranya diambil oleh Muhammadiyah agar lebih dekat dengan masyarakat Kota Solo.