Uncategorized

Teknologi yang Membodohi

Teknologi merupakan hasil buah pikiran dari manusia yang mana menjadi suatu hal yang sudah tak lagi asing untuk semua orang saat ini. Terciptanya teknologi sendiri tak lepas dari kreativitas manusia dalam menciptakan suatu hal. Sebut saja kapak batu pada masa prasejarah, kemudian konstruksi bangunan dan kendaraan seperti mercusuar dan kapal, lalu di zaman modern ada banyak teknologi yang ditemukan di bidang medis, militer, astronomi, dan masih banyak lagi. Sampai di era Revolusi Industri di mana menjadi awal mula mesin ditemukan dan membantu kehidupan manusia menuju arah yang lebih baik. Maka bisa dipastikan bahwa tanpa adanya manusia, teknologi tak mungkin akan ada di bumi ini.

Keberadaan teknologi saat ini terbukti membantu manusia dalam kehidupannya. Namun bila dilihat kembali, sebenarnya siapa yang mengendalikan siapa? Mungkin betul bila dikatakan manusia mengendalikan teknologi, tetapi pertanyaan: Di masa apa hal itu terjadi? adalah suatu pertanyaan yang menarik. Kita tahu bahwa di era Revolusi Industri, manusia mengendalikan kekuatan mesin sebagai teknologi yang sangat powerful dan bisa melakukan proses produksi secara besar-besaran. Seiring berjalannya waktu, manusia menciptakan banyak sekali teknologi seperti mobil, telegraph, telepon, mesin uap, sepeda, generator, dan masih banyak lagi. Semua itu kemudian menjadi cikal bakal teknologi saat ini.

Sampai di masa di mana manusia menemukan satu hal yang bisa dikatakan teknologi yang revolusioner, yaitu internet. Internet menjadikan teknologi yang sudah ada menjadi semakin maju. Saat ini kita mengenal smartphone yang fungsinya bukan hanya menghubungi orang lain, tapi juga untuk berselancar di dunia maya. Kemudian adanya penyaluran informasi bukan lagi offline (luring: luar jaringan) yang mengharuskan bertemu secara tatap muk fisik, sekarang sudah menjadi serba online (daring: dalam jaringan). Semua itu berkat internet.

Tetapi, hal yang disayangkan adalah, adanya internet dan kemajuan teknologi ini justru membuat manusia lupa siapa yang harusnya ada di bawah kendali. Di era Revolusi Industri 4.0 saat ini, teknologi berkembang sampai ke tahap sanggup melakukan pekerjaan manusia. Di sinilah manusia mulai kehilangan esensi atau kodratnya. Mereka menganggap bahwa teknologi membantu pekerjaan mereka sehingga mereka bisa mengerjakan hal lain. Mungkin satu atau dua hal tidak mengapa. Akan tetapi, sekarang justru semua hal sudah tersisipi teknologi. Kita bisa lihat dari penggunaan robot di pabrik yang menggantikan manusia untuk proses produksi. Kemudian adanya internet di segala aspek kehidupan membuat manusia termanjakan, seperti ojek online, belanja online, semua bisa terpenuhi tanpa harus keluar rumah untuk mendapatkan itu.

Dari contoh di atas, manusia termanjakan oleh teknologi dan akibatnya ketika teknologi tidak ada di genggamannya, mereka akan bingung karena mereka tidak lagi mempunyai suatu hal yang bisa diandalkan. Di saat seperti ini, manusia mulai ter-dehumanisasi. Dalam arti manusia lupa akan jati dirinya dan tidak tahu bagaimana akan bertindak tanpa teknologi. Kita ambil contoh di atas, tenaga manusia terganti oleh robot, ketika robot tidak ada, manusia terpaksa kembali bekerja untuk memenuhi tujuan. Namun tidak akan bertahan lama karena robot bisa mengerjakan hal yang begitu rumit sedangkan manusia memiliki keterbatasan dalam melakukan sesuatu. Manusia tidak mencoba untuk memahami bagaimana teknologi bekerja, tetapi membiarkan diri mereka dibodohi oleh teknologi mereka sendiri.

Lalu kehadiran internet pun membuat manusia menjadi malas dan tidak mau berusaha untuk mendapatkan sesuatu, karena semua serba online dan mereka dimanjakan oleh itu. Katakan bila internet hilang, mungkin manusia akan kebingungan dan akan melakukan berbagai cara agar internet tidak hilang dan kembali di kehidupan mereka. Di sini terlihat pula mereka selain lupa akan jati diri, mereka juga menjadi budak yang terus berupaya agar kebutuhannya terpenuhi.

Yang mengerikan adalah, kemunculan Artificial Intelligence (AI) teknologi yang mulai bisa berpikir layaknya manusia. Mungkin di satu sisi, dengan adanya AI ini justru membuat kita bisa lebih produktif karena teknologi bisa berpikir tentang probabilitas dan sebab akibat akan suatu hal layaknya manusia. Tetapi bayangkan, bisa saja AI disalahgunakan untuk suatu kepentingan lain yang justru merugikan manusia itu sendiri. Dan lebih parahnya, manusia kalah cerdas oleh ciptaannya sendiri.

Maka didapat satu hal. Bahwa saat ini, teknologi yang mengendalikan manusia. Sekarang yang menjadi pertanyaan lagi, akankah manusia terus menerus termakan oleh kemajuan peradaban dan mulai memegang kendali lagi terhadap apa yang sudah mereka ciptakan? Atau teknologi justru akan terus menguasai manusia?

Oleh:

Reza Aristo

Ketua Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan PK IMM Adam Malik FKI UMS