Artikel

Bulan Ramadhan: Kader IMM bisa apa?

Segala puji bagi Allah saat ini telah melaksanakan puasa lebih dari seminggu, meskipun dilanda wabah Covid-19 dan juga beberapa masalah yang selalu datang. Memang berbeda dari Ramadhan sebelumnya yang kebanyakan dilakukan bersama temen-temen kuliah, dan biasanya anak IMM apalagi immawan sering berburu dari masjid satu ke masjid lain bahkan manjadi list-listan bergilir, dan itu pun saya juga ikut hehe, namun kali ini kita lakukan Alhamdulillah full dirumah masing-masing.

Meskipun dengan keadan yang demikian dalam proses perkaderan pasca DAD yang biasanya lebih masih dalam hal bertatap muka, sekarang semuannya serba daring, sekad (sekolah kader) online, bedah buku online, dan banyak sekali diskusi-diskusi online ynag dilakukan. Maka dari itu dengan bagaimanapun caranya pembentukan jati diri dan karakter kader juga tidak boleh berhenti begitu saja. Masih menjadi tugas besar bagi pimpinan komisariat untuk mengawal dan menjadi landasan untuk melanjutkan perjuangan IMM terutama pengembangan kompetensi diri kader dalam hal TKD (Relegiusitas, Intelektualitas, Humanitas).

Dalam tulisan saya kali ini, ingin membagikan beberapa kegiatan yang bisa dilakukan temen-temen kader komisariat selama bulan Ramadhan yang dimana bisa sebagai jembatan untuk pengembangan karakter dan kompetensi.

 

  1. Khataman Al-Quran

Ini yang sering saya lakukan ketika masih SMP-sekarang, walaupun pada akhir-akhir Ramadhan tidak bisa jadi kejar target, karena beberapa kegiatan yang menyibukkan, oh dunia, hehe. Namun tidak menjadikan patah semangat dalam hal kebaikan, sedikti-sedikit-sedikit tidak menjadi beban yang penting istiqomah, bisa juga dengan dibagi, 1 juz ada 10 lembar dan sholat ada 5 waktu wajib, jadi setelah selesai sholat bisa dibaca 2 lembar, begitu seterusnya, dengan ada 30 hari puasa bisa membaca 30 juz alias khatam Al-Quran. Sehingga untuk sementara waktu membaca Al-Quran lebih banyak waktunya dibanding kitab-kitab filsafat, ilmu sosial, politik, dsb. Syukur-syukur bisa menajdi kebiasaan dikemudian hari. Karena tidak perlu saya jelaskan lagi mengenai ap aitu Al Quran, bagiaman, dan apa saja keuntungannya yang begitu besar.

 

  1. Memperbanyak amalan nafilah (sunnah)

Beberapa waktu lalu saya membaca sebuah tulisan yang didalamnya terdapat tulisan Muh. Ahsan yang menyinggung kader pergerakan Mahasiswa Islam tentang masalah bangun pagi, Ramadhan kali ini sangat bagus untuk para kader membiasakan diri tidur awal, bangun awal, dengan kesibukkan hanya dirumah terus maka jam 9-10an tidur dan bangun cepat sekitar jam 2 atau 3 sehingga bisa melakukan qiyamul lail. Setelah santap saur dan sholat shubuh setidaknya jangan tidur lagi, namun bisa dengan melanjutkan baca Al-Quran, mengerjakkan tugas kuliah, dll. 5-6 jam tidur merupakan istriahat yang cukup bagi kader IMM. Yang pada biasanya dibulan-bulan ini disibukkan dengan persiapan penyelenggaraan Musyawarah Komisariat, namun karena keadaan pandemik ini mengharuskan kader untuk tetap dirumah saja. Maka dari itu gunakan waktu yang ada untuk kebiasaan yang baik seperti tidur awal, bangun awal. Ketika dikampus disibukkan dengan perkuliahan dan kesibukkan kader itu sendiri, sehingga lupa untuk melakukan amalan nafilah. Pada dasarnya sebagai Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sudah tentu kita dituntut untuk berdakwah selain itu menghidupkan sunnah rasul sebagai bukti bahwa kita merupakan pengikut Nabi Muhammad dan dengan membiasakannya dibulan penuh berkah dalam pandemi ini, saya kira hal ini perlu sebagai masa latihan diri untuk mengupayakan menghidupkan sunnah-sunnah minimal dengan shalat dhuha, bisa sholat sunnah qobliyah-badiyah dan rawatib.

 

  1. Memperbanyak informasi tentang keagamaan dengan membaca kitab atau kajian online

Bukan semata sebagai ritual-ritual keagamaan yang menggambarkan tingginya religiusitas namun juga perlu sebagai kader ikatan untuk memperluas cakrawala intelektual-religius (pengetahuan keagamaan), kader yang kurang untuk membaca dan mendengar maka akan mempengaruhi kompetensinya. Oleh karena itu untuk meningkatkan dan memperluas wawasan keagamaan. Namun saat ini kader mungkin kesusahan untuk mengakses buku atau pun mendengarkan kajian/diskusi secara langsung yang sering diberikan oleh pimpinan komisariat untuk menambah wawasan tadi.

Dengan kemudahan untuk mengakses ilmu-ilmu itu dengan media sosial atau via daring, seperti halnya banyak buku-buku yang dijadikan e-book, kajian-kajian di youtube pun juga demikian, silahkan bagi para kader ikatan utuk mencari ustadz-ustadz yang ilmunya kompeten di bidangnya seperti fiqh, tafsif, aqidah, muammalah, dsb. Dimana harapannya juga sebagai kader ikatan bisa menumbuhkan kesadaran akan dirinya sebagai khuntum khaira ummah. Hal yang sepele ketika mensecrol di media sossial kita mendengarkan ilmu yang setengah, yang seharusnya didengarkan sampai selesai agar ilmu yang tersampaikan juga tidak setengah-setengah.

Kebiasaan kader IMM untuk berdiskusi cenderung kepada fakta-fakta yang ada sehingga membuat bangga diri dengan apa yang dipahami tanpa melihat pemahaman yang lain, maka saya mengajak untuk selalu menambah wawasan perkara agama agar pembahasannya bukan berdasarkan asumsi dan penalaran saja.

“Kader IMM kok nggak tau perkara agama!”

 

  1. Update tentang keadaan sosial

Ditengah pandemi seperti tidak memungkinkan untuk sering-sering keluar maka bisa dilakukan dirumah saja. Selain kegaian-kegiatan yang bersifat hubungan diri dengan Allah yang bersifat vertical, maka perlu juga diimbangi dengan hubungan diri dengan sesame yang bersifat horizontal salah satunya dengan meningkatkan kepekaan sosial melalui update isu-isu terkini baik sosial, politik, dan budaya. Selain itu adapun aksi yang paling diperlukan ialah dengan donasi atau bersedekah seperti berbagi takjil, donasi ke media-media dakwah yang terpercaya, dsb. Dengan hal-hal tersebut kita tetap selalu menjaga hubungan baik secara vertikal maupun horizontal.

Dari beberapa kegiatan yang saya sampaikan diatas sebagai bermanfaat dan menjadikan aktivitas #dirumahsaja selama bulan Ramadhan yang pastinya agar meningkatkan ketaqwaan diri dan kulalitas ibadah baik wajib maupun sunnah.

Dakwah yang paling baik ialah dengan uswah hasanah(tauladan yang baik) oleh karena itu dengan melatih diri untuk menjadi lebih baik lagi menurut saya akan membantu kita dalam berdakwa di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Selain daripada itu sebagai individu seorang muslim dan pengikut nabi Muhammad hal itu perlu dibuktikan dengan amalan tidak hanya dengan pengetahuan dan syahadatain.

“Kamu ummat Muhammad, dari mananya?”

Tetap jaga kesehatan dan di rumah saja. Olah raga ringan jangan sampai terlupakan.

Billahi fii sabiilil haq, fastabiqu-l-khairat.

 

Penulis :

YASMA HIDAYAT

KETUM PK IMM AL-GHOZALI PSIKOLOGI UMS periode

2019-2020

 

Nb: Artikel Lain dapat diakses di beranda