Artikel

Corona dan Kemanusiaan Kita

Mengikis kebodohan

Menulis kecerdasan

.

Covid 19 atau yang lebih dikenal dengan virus corona sedang melanda Indonesia. Koronavirus atau virus Corona mulai terdeteksi Desember 2019. Virus yang berasal dari Wuhan, China ini mampu menembus dan memakan banyak korban di Indonesia. Jumlah korban virus korona sampai saat ini tembus 1,6 juta jiwa. Virus mematikan ini gejalanya seperti flu biasa, tetapi ada sesak napas diakhir Minggu pertama . Untuk mengantisipasi penularannya, pemerintah mencanangkan dan mengeluarkan kebijakan bahwa seluruh pekerjaan dikerjakan dari rumah. Sebagian masyarakat tidak menghiraukan himbauan pemerintah, mereka melaksanakan aktivitasnya seperti biasa. Ini yang membuat covid 19 semakin merajalela dan terus menyebar di pelosok negeri. Pemerintahpun melakukan segala cara dan upaya agar masyarakat dapat melaksanakan himbauan tersebut. Selain itu, masyarakat juga diwajibkan memakai masker dan cuci tangan sebelum atau sesudah beraktivitas. Pola hidup yang sehat sebagai upaya pencegahan covid 19.

Mempertahankan Imunitas

Pencegahan masuknya virus Corona ke dalam tubuh harus dilakukan sedari sekarang. Mulai dari mencuci tangan menggunakan masker, mempergunakan masker, makan makanan yang bergizi,rajin berolahraga dan istirahat yang cukup. Memperbanyak minum air putih membantu kekebalan tubuh untuk melawan virus. Tetap waspada dan tidak panik serta jangan keluar rumah, jika tidak ada hal yang mendesak.

Perjuangan dan Pengorbanan

Tenaga medis melakukan segala upaya untuk menyelamatkan pasien covid 19. Kisah tenaga medis yang menggunakan alat pelindung diri (APD) saja sudah merasa iba dan kasihan. Hanya sekedar melihatnya mengenakan APD saja mungkin kita sudah kepanasan. Tetapi tim medis dengan suka rela dan keikhlasannya menggunakan APD siang malam.Tapi semua itu demi keselamatan dan kesehatan kita semua. Jeritan tenaga medis yang merupakan garda terdepan dalam melawan covid 19 semakin dalam. Sebagian tenaga medis kehilangan nyawa demi menyelamatkan sesama. Mereka kehilangan kebersamaan dengan keluarga, rasa lelah juga selalu menyelimuti. Tak peduli siang malam. Tak peduli panas dan hujan, agar penderita dapat sembuh. Mereka tak segan mengirim pesan bagi kita untuk selalu menjaga diri dan menahan mobilitas, ikut dalam upaya memutus rantai penyebaran virus corona.

“Kalian tetap di rumah untuk kami, kami tetap bekerja untuk kalian” demikian pesan dari para tenaga medis untuk kita. Maka dari itu, tenaga medis patut diapresiasi untuk dedikasi kepada negeri ini.

Dimana Sisi Kemanusiaan dan Keadilan berada?

Tapi ironisnya, penderita yang dinyatakan meninggal dunia jenazahnya tidak diterima dikampung halamannya. Mereka enggan menerima karena takut tertular. Tenaga medis yang mengantar jenazah justru dilempar dan diusir. Jiwa kesadaran masyarakat belum terbuka untuk peduli terhadap sesama. Mereka memang penderita corona, tapi pada dasarnya mereka manusia bisa yang jenazahnya seharuskan dikubur dengan selayaknya.

Di sebagian daerah pegunungan dan pelosok, mereka tidak terlalu percaya dengan bahaya virus corona. Mereka berfikir bahwa tidak mungkin virus corona masuk ke pelosok. Sebab sejauh ini tak ada yang aneh aneh dari makanan mereka. Kebanyakan dari mereka juga masih beraktivitas seperti biasa karena mata pencaharian mereka yang menuntut mereka harus ke ladang pagi pagi buta, dan pulang sore petang. Mereka beranggapan bahwa penyakit itu datangnya dari Allah dan yang bisa menyembuhkan juga Allah.

Bahagia dan Tertawa diatas Penderita

Dari pandemik corona yang semakin merajalela itu, banyak oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab menggunakan kesempatan itu untuk meraup keuntungan. Mereka tahu bahwa dengan adanya corona, masker sangat dibutuhkan. Tetapi banyak diantara mereka yang memikirkan dirinya sendiri dengan menimbun masker dan menjual disaat musim langka. Mereka tak sadar bahwa diluaran sana banyak yang membutuhkan. Dengan keegoisannya banyak nyawa yang tak tertolong.

Persoalan di negeri ini lumayan rumit, disaat covid 19 marak maraknya, tenaga medis kekurangan masker, banyaknya penimbun masker. Malah napi dibebaskan.Corona masuk bebas, napi lepas. Sebanyak lebih nara pidana dibebaskan dengan alasan memutus rantai persebaran corona virus. Ini yang menjadi persoalan narapidana yang seharusnya menerima hukuman mereka sesuai kesalahannya, malah dilepaskan. Yang bebas dikurung, yang dikurung dibebaskan. Kebebasan narapidana ini menuai banyak kontra. Apapun alasannya yang bersalah tetap dihukum sesuai kesalahannya. Ada cara lain untuk memutus rantai penularan di lapas. Malah bukan dibebas lepas.

Peran Penting Kita Semua

Meski pemerintah sudah mengambil berbagai langkah strategis, tapi peran kaum muda untuk aktif memastikan advokasi kesehatan masyarakat disebut penting. Kaum menjadi menjadi kelompok dan elemen masyarakat yang memiliki jangkauan luas untuk mendorong serta melawan covid 19. Dalam situasi ini, banyak berita hoax di Instagram, Facebook, WhatsApp dll. Maka dari itu peran pemuda disini adalah penyambung lidah antara pemerintah dan masyarakat. Bijak dalam bertindak dan menghadapi pandemik seperti saat ini. Jangan panik dan tetap dirumah aja.

Sehat dan bermanfaat untuk umat dan masyarakat.

Penulis:

Dita Fitria Wati

Mahasiswa Fakultas Hukum UMS

Kader Muhammadiyah Ponorogo

Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Ahmad Dahlan Fh Ums