Ingat Kembali Amal Terbaikmu!
Sekilas jika dibaca dari judulnya, tulisan ini terlihat seperti ngegas. Ya, belakangan kata ngegas menjadi begitu viral ketika seorang dokter dengan nada tinggi mengedukasi masyarakat untuk mulai kembali menerapkan hidup bersih dan sehat demi memutus rantai penularan pandemic covid-19. Memang masyarakat kita suka ngeyel jika tidak diedukasi atau diberitahu dengan nada yang tinggi. Namun, tulisan ini memang bukan untuk membahas dokter yang sempat viral beberapa waktu yang lalu.
Sudah lebih dari satu bulan Kota Solo ditetapkan sebagai kota dengan Kejadian Luar Biasa (KLB) setelah ada dua warganya positif corona, bahkan satu diantaranya meninggal dunia. Setelah penetapan status KLB, kota menjadi sepi dimana masyarakat diminta utnuk tinggal dirumah untuk mengurangi penularan. Tidak hanya Solo, beberapa daerah di Indonesia juga mengalami hal serupa, semua aktivitas mulai dari belajar, beribadah dan bekerja dilakukan dirumah masing-masing.
Satu bulan berada dirumah, beberapa teman sambat bahwa hidupnya menjadi monoton. Mulai bangun tidur, beribadah, tidur lagi, sarapan, mandi, tidur lagi, nanti tau-tau siang, tidur lagi, bangun dan tau-tau malam, begitu seterusnya. Tentu semua orang ingin wabah ini segera selesai, supaya dapat melanjutkan aktivitasnya masing-masing. Lantas saya jadi ingat suatu kisah tentang tiga orang yang diceritakan Nabi Shalallahu alaihi wa sallam dalam haditsnya. Begini ceritanya.
Dari Abdullah bin Umar bin Khattab radhiyallahuanhuma berkata, aku mendengar Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda: Ada tiga orang dari orang-orang sebelum kalian berangkat berpergian. Suatu saat mereka terpaksa mampir bermalam disuatu gua kemudian merekapun memasukinya. Tiba-tiba jatuhlah sebuah batu besar dari gunung lalu menutup gua itu dan mereka di dalamnya. Mereka berkata bahwasanya tidak ada yang dapat menyelamatkan mereka semua dari batu besar tersebut kecuali jika mereka semua berdoa kepada Allah Taala dengan menyebutkan amalan baik mereka.
Salah seorang dari mereka berkata, Ya Allah, aku mempunyai dua orangtua yang sudah sepuh dan lanjut usia. Dan aku tidak pernah memberi minum susu (di malam hari) kepada siapa pun sebelum memberi minum kepada keduanya. Aku lebih mendahulukan mereka berdua daripada keluarga dan budakku (hartaku). Kemudian pada suatu hari, aku mencari kayu di tempat yang jauh. Ketika aku pulang ternyata mereka berdua telah terlelap tidur. Aku pun memerah susu dan aku dapati mereka sudah tertidur pulas. Aku pun enggan memberikan minuman tersebut kepada keluarga atau pun budakku. Seterusnya aku menunggu hingga mereka bangun dan ternyata mereka barulah bangun ketika subuh, dan gelas minuman itu masih terus di tanganku. Selanjutnya setelah keduanya bangun lalu mereka meminum minuman tersebut. Ya Allah, jikalau aku mengerjakan sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan wajahMu, maka lepaskanlah kesukaran yang sedang kami hadapi dari batu besar yang menutupi kami ini. Batu besar itu tiba-tiba terbuka sedikit, tetapi mereka masih belum dapat keluar dari gua.
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, lantas orang yang lain pun berdoa, Ya Allah, dahulu ada putri pamanku yang aku sangat menyukainya. Aku pun sangat menginginkannya. Namun ia menolak cintaku. Hingga berlalu beberapa tahun, ia mendatangiku (karena sedang butuh uang). Aku pun memberinya 120 dinar. Namun pemberian itu dengan syarat ia mau tidur denganku (berzina). Ia pun mau. Sampai ketika aku ingin menyetubuhinya, keluarlah dari lisannya, Tidak halal bagimu membuka cincin kecuali dengan cara yang benar (barulah halal dengan nikah, bukan zina). Aku pun langsung tercengang kaget dan pergi meninggalkannya padahal dialah yang paling kucintai. Aku pun meninggalkan emas (dinar) yang telah kuberikan untuknya. Ya Allah, jikalau aku mengerjakan sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan wajah-Mu, maka lepaskanlah kesukaran yang sedang kami hadapi dari batu besar yang menutupi kami ini. Batu besar itu tiba-tiba terbuka lagi, tetapi mereka masih belum dapat keluar dari gua.
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, lantas orang ketiga berdoa, Ya Allah, aku dahulu pernah mempekerjakan beberapa pegawai lantas aku memberikan gaji pada mereka. Namun, ada satu yang tertinggal yang tidak aku beri. Malah uangnya aku kembangkan hingga menjadi harta melimpah. Suatu saat ia pun mendatangiku. Ia pun berkata padaku, Wahai hamba Allah, bagaimana dengan upahku yang dulu? Aku pun berkata padanya bahwa setiap yang ia lihat itulah hasil upahnya dahulu (yang telah dikembangkan), yaitu ada unta, sapi, kambing dan budak. Ia pun berkata, Wahai hamba Allah, janganlah engkau bercanda. Aku pun menjawab bahwa aku tidak sedang bercanda padanya. Aku lantas mengambil semua harta tersebut dan menyerahkan padanya tanpa tersisa sedikit pun. Ya Allah, jikalau aku mengerjakan sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan wajah-Mu, maka lepaskanlah kesukaran yang sedang kami hadapi dari batu besar yang menutupi kami ini. Lantas gua yang tertutup sebelumnya pun terbuka, mereka keluar dan berjalan.[1]
Kisah diatas mengajarkan kepada kita bahwa doa adalah bagian terpenting dari segala usaha yang dilakukan oleh manusia. namun, sering kita lupa untuk melakukannya. kita lupa bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak Allah Taala, Rabb yang maha segalanya. Bahkan Allah sendiri yang menyatakan akan mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada Allah. Disebutkan dalam surat al baqarah: 186
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِي وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُونَ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran
Ditengah musibah yang menimpa kita saat ini tidak ada alasan untuk tidak meminta kepada Allah Taala. Salah satu yang diajarkan dari kisah diatas adalah kita berdoa dengan cara bertawassul dengan amal sholeh yang pernah kita kerjakan. Dalam tafsir ath thabarani dijelaskan bahwa tawassul adalah mendekatkan diri. Maka ditengah aktivitas kita dirumah yang (sebagian menganggap) monoton dan membosankan, cobalah kita ingat-ingat, amal sholeh apa yang pernah kita perbuat untuk dapat dijadikan wasilah dalam doa kita.
Menurut saya, tinggalnya kita dirumah saat ini ibarat ketiga orang yang terperangkap dalam gua yang mereka singgahi. Dan virus corona itu sebagai batu yang menghalangi kita keluar untuk beribadah, belajar, bekerja dan lain sebagainya, maka ketika kita bisa menemukan amal sholeh terbaik yang dengan ikhlas mengharap ridhoNya kita melakukan amal tersebut, bukan tidak mungkin Allah akan mendengar doa-doa kita. Aamiin
Oleh:
Salman Zakki Syahriel
(Ketua Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman PC IMM Kota Surakarta 2018/2019)